Menjadi sysadmin harus melakukan update dan upgrade suatu sistem secara berkala, namun tidak perlu terlalu sering. Secara istilah, upgrade berarti melakukan perubahan menuju standar yang lebih tinggi untuk meningkatkan performa atau membuat sistem lebih baik. Update adalah membuat sesuatu menjadi lebih modern (up-to-date), update ini biasanya terkait masalah bug fix dan security patch.
Tidak perlu khawatir jika sistem yang diupdate bersifat redundant karena terdapat failover jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, dengan adanya sistem redundant proses update dapat dilakukan seamless sehingga tidak perlu announcement kepada user yang menyatakan bahwa sistem akan dimatikan selama beberapa saat karena proses upgrade. Sistem yang redundant biasanya dilakukan update pada salah satu server. Setelah memastikan semua aplikasi berfungsi dengan baik pada server tersebut, lalu update server lainnya.
Bagaimana jika sistem tidak redundant? Proses yang cukup menegangkan. Planning harus dilakukan dengan baik, mempersiapkan backup agar dapat rollback ke sistem sebelumnya, menjadwalkan downtime, dan memberikan announcement kepada user. Satu hal lagi, proses upgrade/update harus dilakukan pada malam hari untuk meminimalisir efek downtime bahkan harus dilakukan tengah malam (weekend pula). Alasannya, pada malam hari dan weekend terdapat lebih sedikit user yang mengakses ketimbang jam kerja. Update pada weekend juga terkadang memberikan waktu yang lebih leluasa karena proses update bisa dilanjutkan besoknya (malam mingguan) jika belum selesai.
Secara teknis, update/upgrade adalah proses umum dengan step-by-step yang sudah jelas sehingga tinggal dilakukan saja (just-do-it). Namun, melakukan upgrade bagi saya seperti ada perasaan yang berbeda dan menegangkan. Bagaimana jika sistem gagal? bagaimana jika ada data yang corrupt?. Walaupun sudah direncanakan dengan baik, tetap saja perasaan tegang tetap muncul. Sehingga, saya tidak lupa untuk membaca Basmallah ketika menekan tombol Enter dengan harapan tidak terjadi sesuatu. 🙂
Mengapa tekanan batin itu bisa terjadi? Karena saya melakukan upgrade untuk pertama kalinya pada suatu sistem. Teringat pengalaman 3 tahun lalu ketika pertama kali memaintain proxy server yang diakses oleh 4000 user per hari. Untuk melakukan perubahan konfigurasi saja harus penuh kehatian-hatian, diteliti ulang, dan lagi-lagi pada malam hari. Sekarang sih.. siang-siang juga dihajar gan..update..update..update.. 😆
Saya yakin ini tidak seberapa ketimbang rekan-rekan yang sudah bekerja di dunia telekomunikasi dan industri yang katanya bisa dimarahain customer. 😉
Leave a Reply