Menurut Akamai report, Indonesia berada di urutan ketiga sebagai Top Origin Attacks sepanjang tahun 2014.
Namun apakah kondisi tersebut sudah disebut darurat Malware atau Sumber Penyakit? Apabila kita bicara darurat atau sumber penyakit, seharusnya perlu ditelaah seberapa besar risk impact dari event tersebut. Contoh : banyaknya serangan dari Indonesia keluar negeri mengakitbakan berbagai services di luar negeri down dan berdampak pada financial lost perusahaan bersangkutan. Seharusnya ID-SIRTII dan ID-CERT pernah atau bahkan sering mendapatkan laporan dari negara lain terkait dengan masalah seperti ini. Perlu kita ketahui, perusahaan sekelas apa yang melaporkan serangan dan terkena dampak “attack” dari Indonesia? Terkadang perusahaan tersebut hanya melapor karena “catatan log” yang sebenarnya tidak berdampak terhadap operasional mereka.
Kita kembali ke data yang saya peroleh dari Akamai. Apabila statistik tersebut yang digunakan, seharusnya China adalah gawat darurat dan begitu juga dengan USA (yang hampir 3x lipat dari Indonesia). Apakah ada statement “Darurat Malware” dari Amerika? 🙂
Risk Impact dari Event atau Group Event perlu ditelusuri lebih lanjut untuk menyatakan Darurat Malware. Jumlah atau kuantitas serangan tidak akan sebanding dengan satu serangan berkualitas yang mematikan. Analogi Malware disandingkan Ebola rasanya masih terlalu jauh, mengingat CFR ebola yang begitu tinggi. Satu serangan ebola kepada satu orang memiliki persentase kematian 80-90%. Seandainya satu serangan malware ke satu host memiliki persentase yang sama, mungkin sudah terjadi chaos. 😀
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Ebola_outbreaks
Saya kira Indonesia tidak ingin jadi bangsa yang paranoid dan lebay. Darurat Begal, Darurat Narkoba, Darurat Prostitusi, Darurat Malware (?), Darurat Bencana, Darurat Ekonomi..silahkan pembaca lanjutkan sendiri.
Cheers!
Leave a Reply