Dua hari ini saya berbicara dengan orang tua saya. Sebelum-sebelumnya, saya memang sering berbicara, sharing visi dan misi, atau masalah lainnya. Orang tua saya menanyakan mengapa nilai kuliah (5 semeseter terakhir) saya jelek atau pas-pasan. Saya jawab, karena saya kurang ini kurang itu. Saya seperti (sok) sibuk dengan urusan lain hingga melupakan kuliah.
Jawaban orang tua saya cukup bijak dan mengena. Zaman bapak saya kuliah (ITB ’80), rekan-rekan kosnya sangat serba kekurangan. Ada seorang rekannya yang hanya minum teh ditambah telur mentah dicampur dalam satu gelas sebagai makanan. Pokoknya, hidup teman-temannya penuh perjuangan.Β Jika dibandingkan dengan mahasiswa zaman sekarang, pola hidupnya sangat jauh berbeda. Mungkin termasuk saya sendiri. Selalu mengeluh dengan keadaan, tidak pernah mensyukuri apa yang ada. Belum lagi ditambah kondisi politik saat itu yang memang sedang panas-panasnya (bila dibandingkan sekarang).
Ternyata, masalah utama mengapa nilai saya kurang ada pada diri saya yang selalu mengeluhkan ini dan itu. Kalau kata Pak Budi dalam kuliah tadi siang, mahasiswa sekarang itu kurang passion. Sehingga mental-mental seperti ini lah yang menyebabkan penurunan kualitas mahasiswa di kampus saya ini.
Mudah-mudahan setelah mendengar perkataan dan wejangan Orang Tua baik di rumah maupun di kampus, saya bisa kembali menumbuhkan passion akan ilmu dan oprekan. Hehehe.. Alhamdulillah, saya bukan termasuk mahasiswa yang gemar menonton sinetron, mama mia, AFI, dsb. (nonton tv aja jarang..).
Leave a Reply